Senin, 26 Juli 2010

Lakon Para Dewa

Bremana-Bremani

June 20, 2010
Lakon ini oleh sebagian dalang disebut Bramana-Bramani, termasuk lakon pakem, tetapi akhir-akhir ini tidak populer.
June 20, 2010
Lakon ini termasuk lakon baku atau pakem yang menceritakan Batara Surya yang bertempat tinggal di Kahyangan Ekacakra menerima dua bidadari kakak beradik sebagai istrinya yang bernama Dewi Ngruna dan Dewi Ngnini.
June 20, 2010
Sang Hyang Pramesti Guru, akan mengawinkan Batara Wisnu dengan Dewi Pratiwi, putri Batara Ekawara dari Kahyangan Ekapratala.

June 20, 2010
Seorang saudagar bernama Omar an (Umaran), yang tidak punya tempat tinggal tetap karena selalu berkeliling dari kerajaan yang satu ke kerajaan lainnya.

Jagad Gumelar atau Manikmaya

June 20, 2010
Terjadinya Alam Semesta. Lakon ini mengisahkan tentang terjadinya alam semesta dalam pewayangan.


Sinopsis Lakon Wayang Kulit

Lakon Wayang Indonesia ini merupakan pelengkap, untuk lakon yang pada dua dekade ini kurang terkenal, sinopsisnya dibuat ringkas, sedangkan lakon yang digemari masyarakat dibuat lebih panjang lebar.

Guna mempermudah Pembaca mengikuti urutan kisah pewayangan melalui lakon-lakon yang biasa dipergelarkan oleh Ki Dalang, susunan pemuatan sinopsis lakon ini kami bagi atas empat bagian utama, yaitu:

1. Lakon-lakon yang khusus mengisahkan tentang para dewa.

2. Lakon-lakon yang mengisahkan zaman Lokapala.

3. Lakon-lakon yang bersumber pada Kitab Ramayana.

4. Lakon-lakon yang bersumber pada Kitab Mahabarata.

5. Lakon-lakon Baratayuda.

Pembagian lakon ini tidak sama dengan Kitab Ramayana dan Mahabarata. Di pewayangan, ada kisah-kisah yang khusus mengenai para dewa, sedangkan di Kitab Ramayana dan Mahabarata tidak. Begitu pula, di Kitab Mahabarata, soal Baratayuda menyatu dengan kisah Mahabarata. Namun, di pewayangan Baratayuda merupakan kisah tersendiri.

Yang diambil sebagai bahan penulisan sinopsis lakon, selain bahan tertulis yang sudah dibukukan, juga dari kaset yang beredar, serta dari beberapa dalang sebagai narasumber. Selain itu, karena judul lakon Wayang Purwa semuanya menggunakan bahasa Jawa, maka pada Ensikopedi Wayang Indonesia ini, judul lakon wayang itu juga dituliskan dengan bahasa aslinya, bahasa Jawa juga. Namun, untuk bagi Pembaca yang kurang memahami bahasa Jawa, disertakan pula terjemahan bahasa Indonesianya.

Sebuah lakon, kadang kala mempunyai beberapa judul. Misalnya, lakon Karna Tanding juga disebut Adipati Karna Gugur, Arjuna Sasra Cangkrama Samodra, juga disebut Dasamuka Bandan, atau Sumantri Gugur. Untuk lakon-lakon seperti itu, dalam Ensiklopedi Wayang Indonesia ini dipakai nama judul versi cerita, bahkan ada yang sampai tiga atau empat versi. Untuk versi-versi yang mencolok perbedaannya, akan dimuat keduanya.

Lakon-lakon yang dimuat dalam Ensiklopedi Wayang Indonesia ini hanya sebagian saja dari sekitar 500 lakon Wayang Purwa yang dikenal oleh masyarakat penggemar wayang di Pulau Jawa.